Assalamualaikum.
Hai, salam kenal ya, nama saya Tia Dyan Wilujeng, sering dipanggil Ajeng, tapi kalian bisa panggil saya Tia.
Saya dari Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.
Saya mempunyai saudara kembar bernama Ria, dia sering dipanggil Ayu.
Sejak kecil dari rahim Ibu kita sering bersama, seakan tidak pernah lepas, karena kita bagaikan satu hati. Banyak orang bilang bahwa anak kembar memiliki talipati yang kuat. Ya mungkin itu yang kita rasakan juga. Jika satu sakit, maka yang satunya juga ikut sakit. Jika yang satu mengalami kegelisahan hati dan tak mau bercerita maka yang satunya juga ikut merasakan kesedihannya. Karena kita kembar identik, maka orang sering kali keliru memanggil nama kita berdua. Ya.. hal itu sangat wajar dan kita sudah terbiasa dengan itu. Pernah ada orang yang bilang bahwa anak kembar juga akan menyukai hal yang sama. Ya, itu juga bagian dari fakta kita, tapi tidak semua hal yang kita sukai sama, terbukti dengan kesukaan makanan, dan warna, tapi kita pernah menyukai cowok satu orang,ahaha ini bukti omongan mereka. Banyak pengalaman unik yang kami alami sebagai anak kembar, kami fun fun saja.
Tentang pendidikan, kita sejak TK sampai SD selalu bersama, pernah satu sekolah beda kelas, pernah juga satu kelas, tergantung kebijakan sekolah untuk anak kembar seperti kita, ada yang tidak diperbolehkan satu kelas, ada juga yang diperbolehkan. Sejak SMA lah, kita baru berpisah. Saat pertama kali pisah rasanya hati tidak sepenuhnya utuh, bisa dibilang badan kita kurus kerontang saat itu, yaa kita mengalami kaget sesaat karena mungkin sifat ketergantungan satu sama lain, dan banyak kata orang kalau anak kembar itu punya dunianya sendiri, iya, itu yang kita alami saat ini, dan kita menyadari hal itu. Semenjak SMA lah, kita sama sama berkembang di lingkungan yang berbeda. Dan di saat itu lah kita mempunyai dunia masing-masing. Setelah jenjang bangku SMA akan berakhir, kita mempunyai satu mimpi yang sama, bahwa akan melanjutkan kuliah di satu perguruan tinggi yang sama, berharap satu fakultas dan satu jurusan. Tapi nyatanya tidak, Allah menentukan jalan yang terbaik untuk kita, dengan berkembang di dunianya masing-masing. Saudara kembar saya, di terima di dua PTN, dengan beda jenjang. Satu PTN nya sama dengan PTN saya, tapi beda jenjang dengan saya. Syukur alhamdulillah kita masih disatukan kembali di satu PTN.
Ya... cukup sampai di sini dulu ya ahaha, nanti setelah ini ada cerita kehidupan baru lagi.
Hai, salam kenal ya, nama saya Tia Dyan Wilujeng, sering dipanggil Ajeng, tapi kalian bisa panggil saya Tia.
Saya dari Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.
Saya mempunyai saudara kembar bernama Ria, dia sering dipanggil Ayu.
Sejak kecil dari rahim Ibu kita sering bersama, seakan tidak pernah lepas, karena kita bagaikan satu hati. Banyak orang bilang bahwa anak kembar memiliki talipati yang kuat. Ya mungkin itu yang kita rasakan juga. Jika satu sakit, maka yang satunya juga ikut sakit. Jika yang satu mengalami kegelisahan hati dan tak mau bercerita maka yang satunya juga ikut merasakan kesedihannya. Karena kita kembar identik, maka orang sering kali keliru memanggil nama kita berdua. Ya.. hal itu sangat wajar dan kita sudah terbiasa dengan itu. Pernah ada orang yang bilang bahwa anak kembar juga akan menyukai hal yang sama. Ya, itu juga bagian dari fakta kita, tapi tidak semua hal yang kita sukai sama, terbukti dengan kesukaan makanan, dan warna, tapi kita pernah menyukai cowok satu orang,ahaha ini bukti omongan mereka. Banyak pengalaman unik yang kami alami sebagai anak kembar, kami fun fun saja.
Tentang pendidikan, kita sejak TK sampai SD selalu bersama, pernah satu sekolah beda kelas, pernah juga satu kelas, tergantung kebijakan sekolah untuk anak kembar seperti kita, ada yang tidak diperbolehkan satu kelas, ada juga yang diperbolehkan. Sejak SMA lah, kita baru berpisah. Saat pertama kali pisah rasanya hati tidak sepenuhnya utuh, bisa dibilang badan kita kurus kerontang saat itu, yaa kita mengalami kaget sesaat karena mungkin sifat ketergantungan satu sama lain, dan banyak kata orang kalau anak kembar itu punya dunianya sendiri, iya, itu yang kita alami saat ini, dan kita menyadari hal itu. Semenjak SMA lah, kita sama sama berkembang di lingkungan yang berbeda. Dan di saat itu lah kita mempunyai dunia masing-masing. Setelah jenjang bangku SMA akan berakhir, kita mempunyai satu mimpi yang sama, bahwa akan melanjutkan kuliah di satu perguruan tinggi yang sama, berharap satu fakultas dan satu jurusan. Tapi nyatanya tidak, Allah menentukan jalan yang terbaik untuk kita, dengan berkembang di dunianya masing-masing. Saudara kembar saya, di terima di dua PTN, dengan beda jenjang. Satu PTN nya sama dengan PTN saya, tapi beda jenjang dengan saya. Syukur alhamdulillah kita masih disatukan kembali di satu PTN.
Ya... cukup sampai di sini dulu ya ahaha, nanti setelah ini ada cerita kehidupan baru lagi.
Komentar
Posting Komentar